Ida I Dewa Agung Jambe

Ida I Dewa Agung Jambe adalah Raja I Klungkung pada tahun 1705 – 1775 M sebagai penerus Dalem Kerajaan Gelgel.
Dimana pada masa pemerintahanya, dalam Babad Usana Bali Pulina disebutkan bahwa Beliau didampingi oleh Sang Maha Pendeta atau bhagawanta kerajaan yang berbudi luhur di Sukaton sebagai penasehat utama tentang tugas seorang ksatrya memegang pemerintahan/memimpin negara, sehingga berhasil baik.
Tersebutlah pada jaman dahulu, dengan pemindahan kekuasaan kerajaan Gelgel yang tidak sewajarnya sewaktu itu di bawah pimpinan Kryan Agung Maruti, diceritakan banyak punggawa ataupun Manca di seluruh bagian wilayah Bali ingin melepaskan diri dari pemerintahan yang berpusat di Gelgel sewaktu itu dan membentuk kerajaan sendiri-sendiri.
Mengingat keadaan Bali yang dalam bahaya perpecahan pada saat itu akhirnya diadakan pertemuan di Puri Sidemen di pimpin oleh Dewa Agung Jambe, Anglurah Singharsa dan Pedanda Wayan Buruan.
Mereka semua sepakat dengan tekad bulat untuk menghancurkan kekuasaan I Gusti Agung Maruti. Dewa Agung Jambe memberikan surat kepada Ki Tamblang Sampun supaya disampaikan kepada I Gusti Anglurah Panji di Den Bukit yang isinya meminta bantuan untuk menggempur I Gusti Agung Maruti yang menguasai Istana Gelgel.
Dan tak terelakan lagi akhirnya peperangan pun terjadi dimana diceritakan kekalahan berada dipihak Kryan Agung Maruti yang meninggalkan laskarnya melarikan diri bersama Kryan Kaler Pacekan, menuju desa Jimbaran.

Dan kemudian diceritakan dalam Babad Dalem di jaman Gelgel disebutkan bahwa Dewa Agung Jambe akhirnya ditunjuk menjadi penerus generasi Dhalem;
Tetapi tidak berhak memakai gelar Dhalem, melainkan dengan gelar Dewa Agung. Beliau menjadi raja I Klungkung, dimana raja-raja di Bali menghormati beliau sebatas hal-hal yang bersifat religius.
Dengan hancurnya kota Gelgel yang sudah tidak layak dipakai lagi dan sudah dipandang tidak berkarisma lagi, maka setelah berunding dengan I Gusti Ngurah Singharsa, pusat pemerintahan dipindahkan ke Klungkung di istana Smarajaya Pura. 

Istana selesai dibangun tahun 1710 M. Beliau wafat pada tahun 1775 M, berputera 3 orang: 
  • Dewa Agung Di Made, 
  • Dewa Agung Anom Sirikan, yang mendirikan Kerajaan Sukawati.
  • dan Dewa Agung Ketut Agung.

Demikian dikisahkan kisah kepahlawanan Ida I Dewa Agung Jambe sebagai pendiri Kerajaan Klungkung. 
***